Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2022 di area pertanian tanaman bawang merah, Kecamatan wanasari Kabupaten Brebes dengan Tim Dosen Onny Setiani, Nikie Astorina, dan mahasiswa Chyntia Nur Aviva Hidayat dan Muhammad Rizqy Auliansyah. Perkembangan sektor pertanian yang semakin maju membuat petani seringkali mengaplikasikan pestisida sebagai salah satu upaya untuk mengurangi kerugian akibat hama dan penyakit tanaman. Kecamatan Wanasari merupakan kecamatan yang memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.926 Ha dengan jumlah penduduk sekitar 161.893 jiwa. Kecamatan Wanasari dikenal sebagai sentra produksi bawang merah terbesar di Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Hasil penelitian untuk penggunaan pestisida di Kecamatan Wanasari menunjukkan bahwa mayoritas pestisida yang digunakan oleh petani bawang merah adalah golongan insektisida, fungisida dan zat pengatur tumbuh dengan merek dagang Dursban 200 EC golongan organofosfat yang mengandung bahan aktif chlorpyrifos, Sumo 50 EC golongan piretroid sintetik yang mengandung bahan aktif beta siflutrin, Tamabas 500 EC golongan karbamat yang mengandung bahan aktif fenobukarb, Arjuna 200 EC golongan pyrroles yang mengandung bahan aktif klorfenapir, Brofeya 53 SC golongan meta-diamida yang mengandung bahan aktif broflanilida, Dithane M45 80 WP golongan ditio-karbamat yang mengandung bahan aktif mancozeb, dan Antracol 70 WP golongan ditio-karbamat yang mengandung bahan aktif propineb.

Sebagian besar penduduk di kecamatan Wanasari memiliki mata pencaharian sebagai petani, melakukan penyemprotan pestisida pada tanaman bawang merah, dan ditemukan adanya kejadian hipertensi yang cukup tinggi , masuk dalam sepuluh besar penyakit di Kecamatan Wanasari. Penggunaan pestisida yang sangat tinggi, pencampuran lebih dalam 2 jenis pestisida dalam sekali pakai dan kebiasaan melakukan penyemprotan pestisida pada siang hari tanpa menggunakan alat pelindung diri yang lengkap menjadi salah satu penyebab tingginya kasus angka kejadian gangguan kesehatan antara lain gangguan neurologis, kejadian hipertensi pada petani. Sedangkan keluhan yang paling banyak dialami oleh petani bawang merah di Kecamatan Wanasari adalah pusing, sakit pada persendian, sakit kepala pada malam hari dan kemerahan pada wajah.

Karakteristik Petani di Kecamatan Wanasari memiliki usia berkisar antara 30-65 tahun. Petani di Kecamatan Wanasari seringkali melakukan pencampuran pestisida sebanyak 3 sampai 5 jenis setiap kali penyemprotan dengan berbagai merk dagang, golongan, dan bahan aktif. Frekuensi penyemprotan dilakukan ≥ 2 kali dalam seminggu. Lama penyemprotan pestisida pada bawang merah berkisar antara 4-6 jam sehari. Penyemprotan pestisida yang tidak memenuhi aturan mengakibatkan akumulasi residu pestisida pada tanah, air, dan tubuh manusia yang berdampak terhadap kesehatan seperti timbulnya keracunan dan penyakit lain, salah satunya hipertensi. Hipertensi masuk kedalam posisi 10 besar penyakit terbanyak di Kecamatan Wanasari.. Penelitian pada bulan Juni 2022 dilaksanakan dengan melakukan pengukuran tekanan darah terhadap 50 petani bawang merah di Kecamatan Wanasari. Penelitian ini menyimpulkan bahwa 32 dari 50 petani (64%) mengalami hipertensi dengan tekanan sistolik berkisar antara 115-195 mmHg dengan rata-rata sebesar 141 mmHg, dan tekanan diastolik berkisar antara 70-124 mmHg dengan rata-rata sebesar 91 mmHg. (Data Primer hasil penelitian bulan Juni 2022).